Waktu baca : +/- 4 menit

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi menyambut bulan Ramadan dengan segala keunikan yang berbeda-beda. Secara garis besar warisan budaya ini punya tujuan yang sama, menyucikan diri, saling memberi maaf, saling mendoakan, dan menjalin silaturahmi. Selain itu terkandung makna mendalam pada setiap ritualnya dan berikut ini beberapa contoh dari acara adat istiadat tersebut.

1. Padusan  (Solo dan Yogyakarta)

menyambut bulan Ramadan
Tradisi Padusan di sungai oleh anak-anak. Foto: pxhere.com

Masyarakat Jawa, terutama warga di Solo, Yogyakarta dan sekitarnya mempunyai ritual khusus bernama Padusan untuk menyambut bulan Ramadan. Satu hari sebelum puasa selama sebulan penuh, mereka berendam dan mandi di sungai atau sumber mata air sebagai simbol pembersihan jiwa dan raga. Sehingga kegiatan puasa dan ibadah lain di bulan suci dapat terlaksana dengan lancar.

2. Sadranan  (Solo dan Yogyakarta)

menyambut bulan Ramadan
Ziarah ke makam leluhur. Foto: commons.wikimedia.org

Masih di seputaran Solo dan Yogyakarta ada ritual lain yang tak pernah terlupa yaitu sadranan atau nyadran. Sekitar dua pekan sebelum Ramadan masyarakat melakukan ziarah kubur untuk mendoakan arwah leluhur sekaligus pengingat jika setiap manusia akan mengalami kematian. Di sejumlah desa, biasanya ada iringan kerja bakti membersihkan makam dan sering mendapat sebutan Merti Desa.

Baca juga: Inilah Para Orang Tua, 7 Cara Cerdas Mengajak dan Melatih Anak Puasa

Baca juga: Ucapan Paling Menyentuh Hati Untuk Menyambut Bulan Suci Ramadan 2024

3. Dugderan (Semarang, Jawa Tengah)

menyambut bulan Ramadan
Suasana pasar malam Dugderan. Foto: pexels.com

Dugderan merupakan gabungan dua kata ‘dug’ atau suara bedug dan ‘der-an’ yang berasal dari suara petasan. Penamaan ini terkait dengan pemukulan bedug dalam acara pembukaan sebagai tanda masuk bulan Ramadan dan pada penutupan ada penyalaan petasan, simbol kebahagiaan. Tradisi berupa pasar malam ini berlangsung sepekan penuh sebelum masuk bulan Ramadan.

4. Cucurak  (Sunda, Jawa Barat)

Dalam bahasa Sunda, Cucurak punya arti berkumpul bersama keluarga dan bersenang-senang, terutama dalam rangka menyambut kehadiran bulan Ramadan. Mereka duduk secara lesehan sambil menikmati sajian khas seperti nasi liwet, ikan asin, tempe dan sambal lengkap dengan lalapan. Selain jadi momen silaturahmi, tradisi ini mengandung ajakan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat dan berkah dari Allah.

Baca juga: 30 Pantun Ramadan, Media Kreatif Untuk Saling Berbagi Semangat Dalam Beribadah

Baca juga: 5 Cara Bijak Mengajak Anak Rajin Salat dan Mencintai Allah

5. Nyorog (Betawi, Jakarta)

Sebelum Ramadan tiba masyarakat Betawi, Jakarta membagi bahan makanan dan lauk pauk pada keluarga dan tetangga yang usianya lebih tua sebagai simbol penghormatan. Tradisi yang terkenal dengan sebutan Nyorog ini tak hanya bertujuan memperat tali silaturahmi. Lebih dari juga menjadi wujud kepedulian sekaligus budaya saling membantu antar sesama.

6. Malamang (Minangkabau, Sumatera Barat)

Suku Minangkabau, Sumatera Barat punya budaya unik untuk menyambut bulan Ramadan. Wujudnya berupa pembagian makanan khas lamang dan dari sinilah tradisi tersebut mendapat sebutan Malamang. Lamang terbuat dari beras ketan yang dimasukkan dalam bambu kemudian dibakar hingga matang. Pemberian ini adalah lambang kebersamaan dan kekeluargaan.

7. Meugang (Aceh)

Meugeng merupakan tradisi menyambut bulan suci Ramadan dari Aceh dan bentuknya berupa kegiatan memasak. Makanan yang mereka olah tidak punya spesifikasi khusus, namun selalu menggunakanndaging sapi atau kambing sebagai bahan utama seperti rendang dan gulai. Setelah matang dibagikan atau disantap bersama keluarga, tetangga, dan yatim piatu.

Baca juga: Cara Menghormati dan Membahagiakan Orang Tua Sesuai Tuntunan Islam

Baca juga: 5 Cara Mudah dan Tepat Belajar Membaca Al Qur’an

8. Marpangir (Sumatera Utara)

Sebelum bulan suci Ramadan tiba, masyarakat Sumatera Utara menggelar tradisi Marpangir berupa ritual mandi dengan beragam dedaunan dan rempah. Seperti daun serai, pandan, limau, akar wangi, kenanga, mawar, dan pinang. Semua berfungsi sebagai wewangian dan jadi simbol dari pembersihan jiwa dan raga untuk menjalankan ibadah puasa atau aktivitas keagamaan lain di bulan Ramadhan.

9. Mattunu Solong (Sulawesi Barat)

Mattunu Solong merupakan tradisi menyambut bulan Ramadan milik suku Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Mereka membuat api kecil dari kapuk dan buah kemiri, kemudian melilitkan pada sebilah bambu serta menyalakan di pagar rumah, pintu masuk, dan anak tangga. Melalui penyalaan api tersebut, mereka yakin bisa menunaikan ibadah puasa dengan kuat dan lancar.

10. Megibung (Bali)

Meski sebagian besar penduduknya memeluk agama Hindu dan Budha, ada sekelompok kecil masyarakat di Bali yang memilih Islam sebagai pedoman hidup. Terutama bagi yang tinggal di kabupaten Karangasem, bahkan ada tradisi Megibung untuk menyambut bulan Ramadan. Mereka berkumpul secara lesehan sambil menikmati beragam hidangan untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota keluarga dan tetangga.

Baca juga: Tips Merawat Kecantikan Menurut Ajaran Islam

Baca juga: Menjalankan Gaya Hidup Sehat Ala Nabi Muhammad

Itulah sederet tradisi unik menyambut bulan Ramadhan di Indonesia. Semoga warisan budaya ini bisa terus lestari karena mengandung beragam makna yang sangat mendalam. Bahkan dapat menjadi bagian dari identitas bangsa, terutama dari segi keagamaan. (J-201)

Terima Kasih Telah Membagikan Artikel Ini: