Tulisanku – Banyak yang berpikir bahwa hidup akan terasa ringan jika ada pendamping atau sudah memiliki pasangan hidup. Bahkan tidak sedikit yang terlalu berani membuat keputusan untuk nikah muda.
Mereka beranggapan, ketika ada masalah pasti ada teman untuk menyelesaikan secara bersama-sama. Demikian pula saat muncul kebahagiaan, juga bisa menikmati bersama pasangan.
Akan tetapi kalian harus memahami pula, menikah itu tidak semudah bayangan apalagi untuk yang masih berusia belia. Banyak risiko yang sering muncul, baik dari segi fisik dan mental.
Ada beberapa urusan yang harus menjadi bahan pemikiran dan pertimbangan sebelum membuat keputusan tersebut dan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengenal Diri Sendiri dan Calon Pasangan

Banyak fakta kehidupan yang tidak sesuai bahkan jauh dari keinginan. Misalnya dulu punya cita-cita menjadi seorang arsitektur.
Akan tetapi dalam kenyataannya hanya bisa bekerja sebagai tenaga administrasi biasa di perusahaan kecil. Situasi semacam ini sering terjadi dan makin banyak muncul perubahan seiring dengan pertambahan usia.
Kemudian setelah menjalani pernikahan, masing-masing pasangan harus dapat saling memahami, terutama terkait dengan keinginan-keinginan di masa depan. Bagi kalian yang nikah muda, pasti akan kesulitan memahami masalah tersebut.
Banyak belum mampu menyelami, apakah pasangan hidup bisa mengerti dan memberi dukungan terhadap impian-impian yang muncul.
Penyebabnya adalah, karena kalian sendiri belum mampu memahami apa yang sebenarnya menjadi keinginan dan bagaimana langkah untuk mewujudkan.
Berdasarkan hal inilah kalian tidak hanya harus belajar mengenal sifat calon pasangan, namun juga memahami karakter diri sendiri. Apalagi untuk mereka yang masih belia, di mana perjalanan hidupnya belum ada separuh jalan.
Baca juga: Cara Mengetahui Dia Pasangan Serius Atau Hanya Main-main
Baca juga: 4 Objek Wisata Indonesia yang Punya Mitos Bisa Membuat Hubungan Cinta Jadi Runyam
2. Pernikahan Bukan Merupakan Jalan Penyelesaian Masalah

Dr. Andrea Herber adalah seorang psikolog dari asal Boston, Amerika Serikat. Dia sering memberi saran melalui artikel-artikel di berbagai media online, khususnya di situs-situs terkenal dunia seperti bostonrelationships.com dan psychologytoday.com.
Dalam suatu kesempatan dia mengungkapkan, banyak kalangan muda yang menganggap jika pernikahan adalah langkah terbaik untuk menyelesaikan masalah. Misalnya tidak betah tinggal di rumah orang tua, sering kena marah, dan sebagainya.
Dr. Andrea menegaskan, pernikahan bukan sebagai jalan keluar dari masalah-masalah semacam itu. Bahkan bisa menimbulkan masalah lain yang lebih pelik. Pernikahan merupakan kehidupan bersama pasangan dan harus jauh dari pemikiran-pemikiran untuk diri sendiri.
Baca juga: Tinggal Bersama Mertua, Apa Susah dan Enaknya?
Baca juga: 10 Cara Cerdas Menjaga Kesehatan Mental Dari Penggunaan Media Sosial
3. Perubahan Yang Terjadi
Sejak hidup bersama pasangan, ada berbagai perubahan yang akan terjadi. Mulai dari yang sederhana jadwal tidur hingga tuntutan-tuntutan atau permintaan dari pasangan yang harus terpenuhi.
Hal tersebut membawa kalian pada suatu fase kehidupan yang sangat baru dan membutuhkan tanggung jawab besar.
Selama ini menurut penuturan Raffi Bilek, direktur Baltimore Therapy Center, banyak pasangan yang menyesal karena terlanjur nikah muda. Mereka merasa masuk dalam fase kehidupan yang sebenarnya belum menjadi keinginan.
Setiap orang muda pasti mempunyai jiwa muda dan karakter ini tidak mungkin dapat hilang begitu saja meski sudah menjalani pernikahan. Kalian pasti punya mimpi untuk melakukan banyak kegiatan, namun menjadi pupus dan tidak dapat terwujud karena ada tanggung jawab yang selalu menanti.
Baca juga: 5 Jenis Makanan Ini Bisa Membantu Kalian Untuk Meredakan Stres
Baca juga: Lakukan 5 Kegiatan Ini Agar Kalian Tidak Mudah Pikun di Usia Muda
4. Hidup Sendiri Bukan Hal Yang Buruk
Saat nikah muda, sebagian besar teman kalian masih banyak yang lajang. Setelah itu, hubungan persahabatan akan menjadi sangat berbeda dibanding ketika masih sama-sama hidup sendiri. Seakan ada sesuatu yang hilang dan tidak bisa nikmati lagi bersama-sama.
Beda yang menikah saat telah dewasa, rasa kehilangan ini tidak terlalu menjadi beban pikiran. Secara mental dan fisik, meski tidak semua namun pada umumnya mereka lebih siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, termasuk kehilangajn kesenangaj dari hubungan pertemanan.
Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk nikah muda, pikirkan masak-masak semua resiko di atas. Jangan tergesa-gesa membentuk rumah tangga, karena nikah muda itu memiliki risiko lebih besar menemui kegagalan dan yang paling fatal adalah perceraian. (J-106)


Tinggalkan Balasan