Menurut informasi dari akun instagram nutramedia, setidaknya ada sepuluh pondok pesantren tertua di Indonesia. Meski masing-masing mempunyai kisah dan perjalanan sejarah sendiri-sendiri, semua tetap memiliki pengaruh besar bagi penyebaran agama Islam di tanah air.
Pondok pesantren (ponpes) merupakan lembaga pendidikan Islam berbasis tradisional yang sangat terkenal di Indonesia. Siswanya yang mendapat sebutan sebagai santri belajar dan tinggal di asrama atau pondok. Mereka berada dalam bimbingan seorang pemimpin bergelar kiai.
Dalam pondok tersebut terdapat masjid, ruang belajar dan aneka fasilitas keagamaan. Selain itu di pondok ini pula kiai dengan bantuan guru lainnya memberi pendidikan dan pengajaran pada para santri secara non klasikal. Pengetahuan utama yang menjadi bahan pendidikan dan pengajaran tersebut adalah berdasarkan kitab-kitab bahasa Arab, peninggalan para ulama dari abad pertengahan.
1. Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan, Madura
Dari sepuluh pondok pesantren tertua di Indonesia, Ponpes Darul Ulum Banyuanyar di Kabupeten Pamekasan, Madura, Jawa Timur punya usia ‘paling muda’, 234 tahun. Pada awal pendiriannya yaitu tahun 1757, ponpes ini hanya berbentuk langgar kecil saja.
Pendirinya adalah Kiai Itsbat bin Ishaq, yang terkenal sebagai sosok bijaksana, rendah hati dan sederhana. Pada saat mendirikan pondok tersebut, penyebar agama Islam ini memberi nama Banyuanyar. Kemudian setelah usianya mencapai lebih dari dua abad, pada 1980 pihak pengelola mengubah nama ponpes tersebut menjadi Ponpes Darul Ulum Banyuanyar.
Baca juga : Cara Bijak Mengajak Anak Rajin Salat dan Mencintai Allah
2. Pondok Pesantren Qomaruddin, Gresik, Jawa Timur
Nama lengkap dari ponpes yang usianya telah mencapai 246 tahun ini adalah Pondok Pesantren Qomaruddin Sampuran Bungah dan terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Ponpes ini didirikan oleh Kiai Qomaruddin pada tahun 1775. Saat itu beliau hanya menggunakan nama Sampuran Bungah saja yang mempunyai makna tempat sempurna dan menyenangkan.
Pada pertengahan ahun 1970, ada tambahan nama Qomaruddin dengan maksud untuk menegaskan jika pendiri ponpes tersebut adalah Kiai Qomaruddin. Selain itu langkah ini juga menjadi simbol harapan atas segala limpahan kebaikan kepada beliau.
Baca juga : Cara Menghormati dan Membahagiakan Orang Tua Sesuai Tuntunan Islam
3. Pondok Pesantren Miftahul Huda, Malang, Jawa Timur
Pondok Pesantren Miftahul Huda yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur berdiri pertama kali pada 1768 dan saat ini telah menapaki usia 253 tahun. Pendirinya adalah Kiai Haji Hasan Munadi dan sangat terkenal dengan pengajaran ilmu hisab. Selain itu juga sering menjadi bahan rujukan oleh masyarakat ketika menentukan hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.
Ponpes ini mengalami kemajuan pesat saat berada di bawah kepemimpinan Kiai Haji Muhammad Yahya pada tahun 1971. Pada masa itu, pengasuh ponpes tersebut berani memberikan izin bagi para santrinya untuk menuntut ilmu pengetahuan umum di luar lingkungan pondok.
Baca juga : Cara Mudah dan Tepat Belajar Membaca Al Qur’an
4. Pondok Pesantren Jamsaren, Surakarta, Jawa Tengah
Sesuai dengan namanya, pendiri Pondok Pesantren Jamsaren, Surakarta, Jawa Tengah yang saat ini telah berusia 271 tahun adalah Kiai Jamsari. Dia membangun ponpes ini pada 1750 saat pemerintahan kota tersebut berada di bawah kendali Raja Pakubuwono (PB) IV dari Keraton Kasunanan.
Ketika itu raja PB IV sering mendatangkan ulama dari daerah lain dan salah satunya yaitu Kiai Jamsari dari Banyumas. Raja ini mengasih izin kepada Kiai Jamsari untuk membangun surau kecil. Lama kelamaan surau tersebut menjelma menjadi pondok pesantren besar dengan jumlah alumni mencapai puluhan ribu santri.
5. Pondok Pesantren Buntet, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Berdiri pertama kali pada tahun 1750, perintis Pondok Pesantren Buntet, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat adalah Kyai Muqoyyim. Beliau merupakan seorang bangsawan Kesultanan Cirebon dan pernah jadi mufti atau pembuat fatwa di Keraton Kanoman.
Oleh karena adanya campur tangan Belanda yang terlalu dalam di lingkungan istana, Kyai Muqoyyim keluar dari Keraton Kanoman. Setelah itu beliau mendirikan pondok pesantren di Desa Buntet. Meski sempat mendapat serangan dari pemerintah kolonial Belanda, salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia ini tetap bisa eksis dan saat ini sudah berusia 271 tahun. (J-061)
Tinggalkan Balasan