Waktu baca : +/- 3 menit

Sama seperti daerah lain di seluruh nusantara, upacara pernikahan Jawa memiliki banyak sekali nilai budaya dan filosofis. Terlebih momen istimewa ini adalah jenjang pertama membangun keluarga baru yang rukun, damai, dan sejahtera secara jasmani maupun batin. Sehingga setiap urutannya selalu mengandung doa dan harapan bagi pasangan pengantin.

1. Pasang Tarub

Sebelum menggelar upacara pernikahan, pihak keluarga calon pengantin wanita memasang tarub sebagai tanda hajatan. Tarub adalah singkatan dari ‘ditata supaya murub’ atau ditata agar bersinar. Ini adalah simbol harapan dari orang tua agar anaknya bisa mendapat sinar atau nasib baik bersama suaminya.

2. Srah-Srahan

Srah-srahan adalah pemberian sejumlah barang dan uang tunai dari keluarga calon pengantin pria kepada keluarga calon pengantin wanita. Isinya antara lain seperangkat busana, perhiasan, makanan, dan sebagainya. Semua merupakan bantuan untuk menyiapkan upacara pernikahan sekaligus simbol tanggung jawab si pria pada calon istrinya.

Baca juga: Mengenal Serat Ulem, Undangan Pernikahan Dalam Tradisi Jawa

Baca juga: Makna Ritual Pasang Tarub dan Tuwuhan Dalam Pernikahan Adat Jawa

3. Siraman

Siraman merupakan sarana pembersihan jiwa dan jasmani yang berlangsung satu hari sebelum pelaksanaan ijab kabul atau akad nikah. Dalam tradisi ini masing-masing orang tua dan sesepuh calon pengantin memandikan anak mereka di rumahnya sendiri-sendiri pakai bunga setaman.

Jumlah yang menjalankan tugas ini sebanyak tujuh orang dan airnya juga berasal dari tujuh sumber. Dalam bahasa Jawa kata ‘tujuh’ disebut ‘pitu’ dan mengandung arti ‘pitulungan’ atau ‘pertolongan’ dari Tuhan. Sehingga nantinya kedua mempelai dapat membentuk keluarga yang harmonis.

4. Midodareni

Midodareni adalah istilah yang berasal dari kata ‘widadari’ atau ‘bidadari. Bagian dari  tradisi pernikahan Jawa ini jadi simbol harapan agar si gadis bisa memancarkan kecantikan sempurna seperti bidadari saat menjalankan ijab kabul dan resepsi pernikahan. Jadi waktunya mengambil malam hari sebelum kedua upacara tersebut berlangsung.

Baca juga: 8 Tradisi Jawa Yang Hingga Kini Masih Lestari

Baca juga: Inthuk-inthuk, Wujud Doa dan Cinta Kasih Ibu Pada Anaknya

5. Ijab Kabul dan Panggih Atau Temu Manten

Sehari setelah midodareni, lanjut ijab kabul dan panggih atau temu manten. Tradisi pernikahan Jawa ini terdiri dari sejumlah rangkaian upacara yang secara garis besar melambangkan doa keselamatan, kesejahteraan, dan murah rezeki. Mulai dari riasan, busana, midak tigan, gantalan sirih, sungkeman, dan masih banyak lagi.

Dari keseluruhan urutan pernikahan Jawa, panggih atau temu manten merupakan tradisi yang paling banyak rentetannya. Masing-masing daerah punya ciri khas yang tidak sama, tetapi yang kerap jadi patokan adalah gaya Surakarta dan Yogyakarta.

6. Ngunduh Mantu Atau Tilik Besan

Sebagai penutup, ada acara ngunduh mantu atau tilik besan di mana keluarga pengantin pria menggelar resepsi sebagaimana yang sudah diadakan oleh pihak pengantin wanita. Hanya saja rangkaiannya dibuat lebih sederhana, namun tetap sarat simbol dan makna.

Baca juga: Desa Wisata, Tempat Belajar Budaya dan Kearifan Lokal

Baca juga: Ini Dia 9 Desa Wisata Terindah dan Tercantik di Indonesia

Itulah sederet urutan lengkap pernikahan Jawa beserta maknanya. Meski hidup di alam modern, tak ada salahnya turut melestarikan budaya ini agar tidak punah. (J-178)

Terima Kasih Telah Membagikan Artikel Ini: