Waktu baca : +/- 3 menit

Selain kuliner lumpia, tahu gimbal, dan bandeng presto, Kota Semarang masih punya objek wisata dengan tema lain yaitu religi dan budaya. Salah satunya adalah Pagoda Watugong yang memiliki nama asli Pagoda Avalokitesvara. Destinasi ini merupakan rumah ibadah umat Budha yang tidak hanya terkenal di Semarang namun juga seluruh Indonesia.

Kendati bukan peninggalan kuno, sejarah awal pembangunan Pagoda Watugong atau Avalokitesvara tetap menarik untuk disimak. Kisah ini bermula dengan pemunculan seorang pemuda bernama asli The Boan An dari Bogor yang menjadi Bhiksu Ashin Jinarakkhita dan berkunjung ke Candi Borobudur. Pada kesempatan ini dia berjumpa dengan sesama pemeluk Budha asal Semarang, Goei Thwan Ling.

Melalui pertemuan ini, Goei Thwan Ling memutuskan menghibahkan tanah miliknya untuk dijadikan sebagai pusat pengembangan ajaran Budha Dhamma. Karena sempat terbengkalai, pada tahun 2001 ada renovasi terhadap bangunan tersebut. Setelah itu berlanjut dengan proyek lain, yakni pembangunan Pagoda Avolokitesvara yang selesai pada tahun 2004.

Baca juga: 8 Cara Cerdas Memilih Agen Wisata Terbaik dan Terpercaya

Baca juga: 5 Cara Cerdas Mengatasi Insomnia Ketika Melakukan Perjalanan Jarak Jauh

Alasan Penamaan Watugong

Pagoda Watugong
Ruang Ibadah Pagoda Watugong Semarang. Foto: Istimewa

Penamaan Watugong sendiri memiliki hubungan erat dengan keberadaan batu ukuran raksana yang bentuknya mirip gamelan gong di depan pintu pagoda ini berada. Konon menurut cerita yang berkembang di masyarakat, batu tersebut sudah ada sejak zaman dulu dan berada di pinggir jalan.

Ketika pendirian Pagoda Avolokitesvara mulai berjalan, muncul gagasan memindahkan dalam komplek pagoda. Tapi dalam perjalanannya, ternyata tak ada satu orang pun yang bisa menjalankan tugas tersebut, hingga ada seorang bhiksu yang memanjatkan doa sambil bermeditasi.

Kemudian pada akhirnya dia berhasil memindahkan batu dan daerah ini jadi terkenal dengan sebutan Watugong. Selanjutnya, Pagoda Avalokitesvara ikut kondang dengan penamaan Pagoda Watugong.

Baca juga: 10 Sunset Terindah di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia

Baca juga: 4 Objek Wisata Indonesia yang Punya Mitos Bisa Membuat Hubungan Cinta Jadi Runyam

Keindahan dan Keunikan Bangunan

Pagoda Watugong
Setiap bangunan di Pagoda Watugong sarat dengan keindahan dan keunikan. Foto: Istimewa

Pagoda Watugong Semarang punya arsitektur unik, paduan antara gaya Cina dan Indonesia. Unsur Tiongkok terlihat nyata dalam pengggunaan hiasan patung, relief dan sejumlah ornamen lainnya. Sedangkan dari Indonesia, hadir melalui lampu tangga dan kolam air.

Ketinggian bangunan utamanya mencapai ukuran 47 meter dan terdiri dalam 7 lantai. Daya tarik utamanya terletak pada arsitekturnya yang menyerupai menara kerucut dan berwarna dominan putih, merah, dan hijau. Pada bagian atap atau puncaknya terdapat hiasan berwarna keemasan, bikin tampilannya terlihat semakin anggun.

Baca juga: Desa Wisata, Tempat Belajar Budaya dan Kearifan Lokal

Baca juga: Ini Dia 9 Desa Wisata Terindah dan Tercantik di Indonesia

Pagoda Watugong
Hiasan patung dewa di salah satu sudut halaman Pagoda Watugong. Foto: Istimewa

Dalam setiap lantai terpampang patung Dewi Kwan Im dengan gaya penampilan yang berbeda-beda. Selain itu semua berada dalam posisi sesuai dengan penjuru mata angin. Hal ini bermakna agar Dewi Welas Asih tersebut dapat menerbarkan rasa kasih sayang pada semua orang tanpa memandang dari mana mereka berasal.

Buka tiap hari dari jam 07.00 – 21.00 WIB, Pagoda Watugong Semarang sangat mudah bagi wisatawan untuk mengakses baik menggunakan transportasi umum maupun pribadi. Apalagi lokasinya terletak tak jauh dari pusat kota, persisnya di Jl. Perintis Kemerdekaan, Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik dan tidak perlu beli tiket kecuali mengisi kotak sumbangan secara sukarela. (J-130)

Terima Kasih Telah Membagikan Artikel Ini: